Dalam
tulisan ini akan mencoba memberikan
informasi tentang diri saya, terkait dengan hal- ihwal mengenai “ kefir “ dan “ obat kimia “ atau obat dari dokter.
Dari
data daftar riwayat hidup, menginfor-masikan bahwa saya adalah pensiunan Auditor
Madya Kementerian Kehutanan dan umur saya sekarang 58 tahun.
Sewaktu
saya masih aktif sebagai Auditor/ Pemeriksa (kira-kira tahun 2008), senang dengan olah raga tennis, apalagi pada waktu dinas luar, bisa lupa pekerjaan. Sehabis olah raga tersebut
persendian tangan kanan terasa sakit sekali terutama pada bahu tangan kanan, dan saya mencoba untuk
menanggulanginya dengan cara refleksi, baik disekitar rumah atau mencari tukang
refleksi/urut/pijat yang baik sewaktu dinas luar (audit). Hal ini terus saya lakukan
hampir selama 6 (enam) tahun, namun
hasilnya tidak memuaskan dan bahkan tanpa terasa sakit persendian merambah ke
persedian jari tangan kanan, sehingga akhirnya saya gantung raket karena tidak tahan
menanggung rasa sakit.
Disamping
saya melakukan refleksi atau cara diurut/dipijat, juga saya berobat ke dokter dan control mengenai kimia
darah, dimana hasil kimia darah diantaranya kadar gula, kadar kolesterol, dan
kadar asam urat di atas normal, alias tinggi sehing- ga oleh dokter diberikan
obat-obat diantaranya piroxicam, meloxicam hingga isorik. Silvastatin, Allopurinol hingga
Cholestat, Dexamitason, dan lain-lain sebagainya.
Obat-obat
dari dokter saya minum sesuai dengan anjuran dokter, dan hasilnya selama saya
minum obat, penyakit saya hilang, tapi setelah 2 sampai 3 hari obat habis,
muncul lagi penyakitnya seperti sedia kala, begitu dan begitu terus mengenai
penyakit saya, dan bahkan semakin kesini semakin bertambah variasi penyakitnya,
seperti yang tadinya sakit persendian tangan kiri dan kanan, berikutnya
ditambah lagi sakit persendian lutut kiri ditambah ada rasa kesemutan ditangan
kiri dan kanan, dan yang paling saya ingat adalah ketika saya melaksanakan
ibadah umroh di tanah suci Makkah Al Mukarromah dan Madinah Al Munawarrah(9 s/d 19 Juli 2012), saya mendapatkan
tambahan penyakit yang hampir-hampir mengganggu ibadah saya, yaitu rasa pegal
yang amat sangat mulai dari ujung kaki sampai ke buah pinggul, sehingga kalau
lagi terasa, saya agak sulit untuk bisa jalan secara normal.
Pada
awal tahun 2013 seperti biasanya saya mendapat tambahan lagi penyakit, yaitu
rasa pegal yang amat sangat pada bagian kaki kanan, sehingga muncul lagi
kekuatiran saya dan mencoba berobat lagi kedokter, atau singkat kata dalam 2
bulan (April-Mei 2013) saya berobat sampai 4 (empat) dokter, dengan biaya
rata-rata antara Rp.250.000 s/d Rp.300.000 tetapi hasilnya seperti biasa lagi,
habis obat penyakit kumat lagi, lengkaplah penderiataan dengan penyakitku yang mengganggu aktivitasku sehari-hari.
Pada
akhir bulan April 2013 kami sekeluarga (Agus
Hermawan Apandi) mendapat kiriman paket dari adik saya di Batam (Dindin Rustama, S.E.), setelah dibuka isinya
macam-macam makanan cemilan untuk anak-anak,
ada yang memang menarik untuk disimak yaitu “ Kefir Grain / bibit kefir “ dan fotocopy mengenai kefir yang
diambil dari salah satu situs di internet.
Kami
mencoba membaca dan memahami serta mau mempraktekannya untuk membuat
kefir, tapi kekurang pahaman dan tidak
adanya guide yang menjadi kendala, sehingga pembuatan kefir belum terlaksana,
meskipun banyak sekali manfaatnya untuk kesehatan tubuh manusia.
Namun
demikian Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan jalan lain kepada saya, dalam
penyembuhan penyakit yang kuderita, dimana pada suatu hari tepatnya hari Kamis
pagi tanggal 23 Mei 2013, tepatnya kami sudah sampai di kantor mendapat berita
bahwa Bapak Mertua meninggal dunia di Ciawi – Tasikmalaya, tentunya semua anak
dan mantunya pada datang ke Ciawi – Tasikmalaya, tak ketinggalan adik saya yang
mempaketkan bibit kefir tempo hari. Disela-sela kesibukan mengurusi pemakaman
jenazah almarhun bapak mertua dan melaksanakan tahlilan pada hari-hari
berikutnya, saya berdiskusi dengan adik saya mengenai kefir yang dipaketkan
tempo hari, ternyata adik saya memberikan informasi yang sangat menarik dan
mencengangkan, yaitu adik saya yang tadinya :
a. Kadar
gulanya tinggi, setelah mengkonsumsi “ Kefir “ selama hampir 2 bulan, menjadi
normal.
b. Kadar
kolesterolnya tinggi, setelah mengkonsumsi “ Kefir “ selama hampir 2 bulan,
menjadi normal.
c. Yang
tadinya kulit tangan dan kaki bersisik, setelah mengkonsumsi “ Kefir “ selama
hampir 2 bulan, menjadi normal.
d. Dan
yang lebih mencengangkan yang tadinya kaya kakek-kakek kalau jalan, karena seluruh
persendian terasa sakit, setelah mengkonsumsi “ Kefir “ selama hampir 2 bulan,
bisa lari pagi layak seorang yang masih muda dan sehat walafiat.
Dari situlah saya mulai
tertarik akan “ Kefir “ dan kami sangat intensif menggali dan menggali
informasi dari adik saya mengenai “ Kefir “ serta memang sudah disiapkan oleh
adik saya waktu berangkat dari Batam ke Ciawi-Tasikmalaya dalam rangka
mengurusi almarhum bapak mertua, sambil membawa bibit kefir.
Singkat kata kami mencoba
praktek membuat “ Kefir “ dan alhamdulillah berhasil serta saya mencoba
memanfaatkannya, baru jalan 2 bulanu yang tadinya :
a.
lutut kaki kiri dan kanan terasa sakit, setelah
dua bulan sakitnya sangat-sangat berkurang.
b.
Seluruh bagian kaki kiri dan kanan terasa
pegal mulai dari telapak kaki sampai kepada buah pantat dan ada rasa kesemutan,
setelah dua bulan rasa pegalnya dan rasa kesemutan sangat-sangat berkurang
sekali.
Dalam
perjalanan berikutnya mengkosumsi Kefir,
khususnya Kefir susu Sapi, saya
mendapatkan suatu pengalaman yang
menarik, yaitu “ ketika saya mengantar
barang untuk persiapan 40 hari alm Bapak Mertua ke Bandung” ke tempat adik Ipar, saya ditodong untuk
diperiksa di salah satu Dokter yang konon kahabarnya, murah lan cespleng
obat-obatnya.
Singkat
kata saya telah mendapatkan obat dari dokter (obat generic Grazeo piroxicam.
Livivast, Carbidu dexamination, dan Cargesik Asam Mefamat dan setelah saya
lihat obatnya persis sama dengan obat-obat dari dokter yang sebelumnya hanya
beda pabrik dan kemasan saja, serta untuk meyakinkan dan menenangkan Istriku yang mengantar ke dokter, saya meminum obat dari dokter 1 kali dari
yang seharusnya 2 kali, dan minum “ kefir
Susu Sapi “ yang tadinya 3 kali
dalam sehari, dikurangi menjadi 2 kali, atau kalau diringkas cara
pengobatan saya pada waktu itu, yaitu
pagi minum kefir susu sapi (100-150 cc), siang minum obat dari dokter, dan
malamnya minum kefir susu sapi lagi.
Subhanallah,
hasilnya sangat mencengangkan, atau istilah bahasa statistiknya sangat-sangat
significant, dalam waktu 5 hari badan terasa sehat wal afiat seperti sedia
kala, dan ada hal yang lebih menyenangkan lagi, yaitu ketika obat-obat dari
dokter habis, saya mencoba mencari obat yang seperti dari dokter di Bandung,
namun apa lacur produk obat yang sama, tidak ditemukan di apotek-apotek sekitar
daerah saya, dan akhirnya saya mencoba membeli obat-obat yang dulu pernah saya
konsumsi yang nota bene kurang signifikan terhadap kesembuhan penyakit saya.
Aneh bin ajaib,
saya meminum obat-obat yang dulu kurang significan terhadap kesembuhan penyakit
saya, sekarang setelah saya minum ada hasilnya yang cukup baik terhadap
kesembuhan penyakit saya.
Jadi
dari pengalaman yang saya jelaskan diatas, dapat ditarik kesimpulan sementara
bahwa :
a.
Kefir / Kefir
Susu Sapi dapat bersinergi
dengan obat dari dokter, dengan
catatan mengkonsumsi antara minur kefir dengan minum obat dari dokter, harus
ada jeda waktu antara 2 – 3 jam.
b.
Kefir / Kefir
Susu Sapi dapat berfungsi untuk memperbaiki sel-sel jaringan tubuh kita
yang kurang berfungsi menjadi berfungsi, yang tadi tidak berfungsi dipelihara
bisa menjadi kurang berfungsi dan menuju menjadi berfungsi. Hal ini terlihat
dari tubuh saya yang dulu meminum rutin piroxicam, simvastatin, allupurinol,
dan lain sebagainya, kurang sekali responnya terhadap penyakit saya (asam urat
tinggi kadar gula darah tinggi dan kadar kolesterol tinggi), tetapi setelah saya minum kefir hampir selama
2 bulan, dan meminum obat-obat tersebut ketika penyakit asam urat dan kadar
koleterol mulai meningkat dengan
indicator pegal-pegal di leher dan agak sakit dipersendian kaki, saya meminum
obat yang sejenis (piroxicam, simvastatin, allupurinol dan lain-lainnya, dalam
satu atau dua hari sudah terasa ada perbaikan kearah sembuh.
Demikian
sekelumit mengenai senergisitas antara “” Kefir/Kefir Susu Sapi “ dengan Obat
kimia dari dokter, mudah-mudah bermanfa’at.
Disusun
Oleh : Ir. Agus Hermawan Apandi (Abah)